Mataram--Wakil
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Wamenpan) Bidang Reformasi
Birokrasi Eko Prasojo, menghadiri workshop tentang akuntabilitas dan
memperbaiki layanan publik, yang digelar di Mataram, Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB), Selasa.
Workshop itu
difasilitasi The Jawa Post Institute of Pro-Otonomi (JPIP) bekerja sama
dengan sejumlah lembaga negara yang didukung oleh United States Agency
International Development (USAID) Indonesia.
Lembaga negara dimaksud
seperti DPR, DPD, Kemenpan RB, Pembangunan (UKP4), Delegasi Komisi
Yudisial (KY), Delegasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Delegasi Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)/Tim Quality Assurance (TQA),
Delegasi Komisi Informasi Pusat (KIP), dan Delegasi Ombudsman Republik
Indonesia (ORI).
Wamenpan Bidang
Reformasi Birokrasi itu merupakan salah satu dari lima pembicara utama
pada workshop yang dihadiri berbagai kalangan itu, termasuk para pekerja
media massa.
Empat pembicara lainnya
yakni Kepala BPKP RI Prof Mardiasmo, Anggota DPR dari daerah pemilihan
NTB Nanang Samudra, Anggota DPD asal NTB Prof Farouk Muhammad, dan
Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.
Pada kesempatan itu, Eko
menyampaikan lima agenda besar terkait reformasi birokrasi, yakni
percepatan reformasi birokrasi, zona integritas, manajemen berbasis
kinerja, peningkatan pelayanan masyarakat, dan penyempurnaan peraturan
perundang-undangan.
Untuk program percepatan
reformasi birokrasi, telah ditetapkan sembilan program sebagai target
kinerja pemerintah mulai 2012, dan patut dilaksanakan pemerintah daerah
dan mengarah kepada penciptaan birokrasi bersih, kompeten, dan
melayani.
Kesembilan program
percepatan reformasi birokrasi itu, yakni penataan struktur birokrasi,
penataan jumlah maupun distribusi dan kualitas pegawai negeri sipil
(PNS), sistem seleksi dan promosi secara terbuka, profesionalisme PNS,
dan pengembangan sistem pemerintahan elektronik (e-government).
Program percepatan
reformasi birokrasi lainnya yakni penyederhanaan perizinan usaha,
pelaporan harta kekayaan pegawai negeri, peningkatan kesejahteraan
pegawai negeri, serta efisiensi penggunaan fasilitas, sarana dan
prasarana kerja pegawai negeri.
Penetapan kinerja itu
merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Wamenpan Bidang
Reformasi Birokrasi itu juga mempertegas Peraturan Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
"Setiap Pejabat Eselon
II ke atas harus menyusun penetapan kinerja pada setiap tahun anggaran.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena saat ini berbagai
indikator dan target yang telah ditetapkan akan dievaluasi secara
berkelanjutan setiap tiga bulan sekali," ujarnya.
Sementara itu, Direktur
Eksekutif JPIP Rohman Budijanto melaporkan, workshop itu merupakan
kegiatan ketiga setelah di Surabaya, Jawa Timur, dan Makkasar, Sulawesi
Selatan.
Berikutnya, direncanakan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan diagendakan sampai 2014 mencakup 12 daerah.
Workshop dengan tema
"Mendorong Akuntabilitas dan Memperbaiki Layanan Publik" itu bertujuan
sebagai wadah bagi lembaga negara untuk melakukan upaya diseminasi
informasi secara langsung kepada berbagai pihak, termasuk kepada para
jurnalis di daerah.
Selain itu, untuk
memperluas pemahaman dan komitmen penguatan akuntabilitas negara antara
lembaga negara dengan media massa di daerah, dan menghimpun aspirasi dan
tanggapan publik atas dorongan upaya akuntabilitas yang dilakukan
lembaga-lembaga negara selama ini.
"Kita harapkan ada
ide-ide cemerlang yang muncul dalam forum ini, serta ada pembaharuan
informasi untuk lembaga-lembaga negara terkait," ujarnya.
Sedangkan Perwakilan
USAID Indonesia Ahsanul Minan mengatakan, kegiatan itu merupakan salah
satu inisiatif USAID dalam mendukung reformasi birokrasi di Indonesia.
Diharapkan semua pihak
dapat bersinergi dalam memberikan dukungan terhadap reformasi birokrasi
yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia.
"Kami yakin bahwa upaya
ini bukanlah upaya akan sangat menentukan, tetapi kami berharap bisa
memberikan amunisi dan energi baru bagi Kementerian PAN dan Reformasi
Birokrasi," ujarnya. (*)
Sumber:http://akuntabilitas.jpip.or.id/aktivitasview-31-wamenpan-hadiri-workshop-akuntabilitas-layanan-publik.html
No comments:
Post a Comment